Secara garis besar, pengaturan dilakukan melalui pendekatan sbb:
- perancangan bentuk dan orientasi bangunan serta peletakan jendela yang sesuai dengan jalur gerak matahari
- penggunaan krey yang bisa diatur (operable window blinds)
- otomatisasi pencahayaan (lighting automation with solar sensor)
- otomatisasi penyejuk udara (HVAC automation with smart thermostat)
- sensor okupansi (occupancy sensor) dll.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, akankah penghuni gedung mendapatkan kenyamanan seperti yang direncanakan?
Bagaimanapun juga, tujuan utama perancangan sebuah sistem pencahayaan dan automatisasi adalah kenyamanan dalam menggunakan gedung itu sendiri. Akan menjadi sebuah kesia-siaan bila ternyata seluruh investasi untuk Cool Daylighting ini (yang tidak kecil) ternyata hanya menggangu kegiatanpenghuni bangunan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebuah penelitian telah dilakukan di Solon High School, Iowa, AS (pdf) , salah satu kasus terapan yang telah dihuni 1 tahun sebelum penelitian ini dibuat.
Ternyata tanggapannya cukup mengesankan. Mayoritas penghuni gedung bereaksi positif terhadap penerapan desain ini. Sebagian besar murid malah tidak menyadari peralihan dari pencahayaan alami ke pencahayaan buatan, karena sepanjang pengetahuan mereka penerangan dalam ruangan sangat mencukupi.
Evaluasi gedung ini dapat dilihat di webpage ini
apa di Indonesia bisa diterapkan juga mengingat investasinya tdk sedikit? oya untuk daylighting, aku pernah lihat di rumah daerah Serpong yang menggunakan semacam cerobong kecil yang "mengalirkan" cahaya dr atap ke plafon. material cerobong adalah sesuatu yg memantul sehingga intensitas cahaya yg sampai ke ruang tidak berkurang (karena jarak atap ke plafon kan lumayan jauh juga). aku lupa nama istilah "bendanya", tp dgn cara itu daylighting di dalam rumah jadi terlihat mirip lampu yg pastinya tidak mengganggu. mgkn cara ini bisa disebarluaskan oleh arsitek2 kita ya :D
BalasHapusngarsitek.blogspot.com
Halo MYA, sorry baru posting lagi.
BalasHapusSebetulnya cerobong sperti itu adalah salah satu bentuk aplikasi 'skylight'. IMHO, di Indonesia yang sinar mataharinya kadang 'berlebihan' :) cara seperti ini sangat baik untuk mendapatkan cahaya alami tanpa seisi rumah jadi panas.
Thank you for visiting my blog