Minggu, 04 September 2011

Passive House vs. Active House


File:Illust passive solar d1.gif   



Menghubungkan kata House (Rumah) dengan istilah "pasif" atau "aktif" mungkin terasa janggal.
Istilah-istilah ini sebenarnya digunakan pada strategi desain yang menciptakan kenyamanan bagi penghuni bangunan dengan secara signifikan mengurangi penggunaan energi.






Elemen aktif umumnya menggunakan tenaga listrik atau sumber energi lain, seperti penggunaan penyejuk udara (AC) dan lampu hemat energi.Mungkin kini yang lebih relevan adalah penggunaan panel surya sebagai sumber listrik untuk rumah Anda.


Sedangkan strategi pasif, di sisi lain, mengambil keuntungan langsung dari alam - khususnya matahari dan angin - untuk mencapai kenyamanan hunian. Pendekatannya lebih didasarkan pada metode tradisional yang telah digunakan dalam desain bangunan selama berabad-abad. Prinsip desain pasif yang utama adalah orientasi tapak bangunan yaitu memposisikan untuk bangunan sesuai jalur matahari, penanaman pohon atau pembuatan teritisan yang lebar.


Unsur lain yang cukup penting adalah penggunaan material yang dapat mengisolasi panas pada dinding dan atap agar dapat menjaga suhu interior bangunan menjadi konsisten dan nyaman.


Gerakan Rumah Pasif dimulai oleh Passivhaus di Jerman, dipelopori oleh Dr Wolfgang Feist pada tahun 1996, dan telah menyebar ke banyak negara.
   
Sedangkan di Amerika, Dennis Wedlick, AIA, telah merancang "Hudson Passive Projects", dan menjadi Gedung Pasif pertama yang disertifikasi di Negara Bagian New York, dengan meniru prinsip desain dari termos atau cangkir karton.

Kekurangan dari konsep Rumah Pasif ini biasanya terlihat di awal proyek, yaitu biaya konstruksi yang lebih tinggi sekitar 10% dari cara tradisional, meski hal ini seharusnya secara teoritis dapat dikembalikan menjadi penghematan biaya listrik dan energi lain dalam jangka waktu beberapa tahun.


Konsep Rumah Aktif, walaupun terdengar sebagai antonim dari konsep diatas, pada dasarnya membawa konsep tadi kearah yang lebih jauh lagi. Rumah aktif mengikuti teknik desain pasif namun menambahkan beberapa elemen sehingga bangunan tersebut dapat memproduksi energi untuk dirinya sendiri. Contoh yang paling awam dan lugas adalah penggunaan panel fotovoltaik.


Sumber: buildipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar