Sampai beberapa minggu yang lalu, tidak terlalu terpikirkan oleh saya mengenai pentingnya otomatisasi bagi keamanan.
Waktu itu saya diminta datang ke sebuah proyek sekolah internasional di Jakarta dan menjelaskan mengenai aplikasi dan koneksi Roller Blinds otomatis untuk ruang lobby ke berbagai peralatan lain.
Ada sebuah permintaan menarik dari salah satu kontraktor yang hadir.
"Apakah Roller Blinds tersebut dapat dihubungkan pada sistem alarm?"
"Untuk tujuan apa?", tanya saya karena heran.
"Supaya ketika alarm kebakaran berbunyi, seluruh Roller Blinds menggulung ke atas dan seluruh ruangan terlihat dari luar. Hal ini memudahkan pengawasan serta proses evakuasi seluruh siswa."
Ide yang brilian!
Tidak saja hal ini dapat diterapkan pada alarm kebakaran, tetapi juga untuk alarm lainnya. Biasanya tombol alarm ini disebut 'Panic Button'.
Bagi Anda yang gemar nonton, silakan menyimak film yang diperankan oleh Bruce Willis berjudul "Hostage" atau Jodie Foster dalam "Panic Room" ( btw, Panic Room sudah ada di beberapa rumah di Indonesia - AP).
Ketika satu tombol ditekan maka beberapa peralatan diaktifkan bersamaan, untuk tujuan tertentu.
Misalnya pada kebakaran, Panic Button dapat membuka Pintu Darurat secara otomatis dan menahannya tetap terbuka walaupun
ada orang yang mencoba menutup. Membuka semua jendela agar asap dapat keluar dari titik-titik tertentu. Menggulung semua Window Blinds dan Gorden agar pengawasan proses evakuasi lebih mudah.
Di beberapa proyek yang saya ikut di dalamnya, Panic Button biasanya dikonsentrasikan untuk 'security' agar pembobol (intruder) dapat ditangkap. Pada kasus ini, seluruh lampu dalam rumah dinyalakan dan semua jendela dalam posisi terbuka dan dapat dilihat dari luar, serta satpam atau polisi dapat langsung melihat kondisi di dalam rumah dari luar. Bisa juga sekaligus membunyikan sirene atau 'silent alarm' yang memanggil petugas keamanan.
Itu hanyalah sebagian contoh otomatisasi terpadu untuk 'safety dan 'security'.
Waktu itu saya diminta datang ke sebuah proyek sekolah internasional di Jakarta dan menjelaskan mengenai aplikasi dan koneksi Roller Blinds otomatis untuk ruang lobby ke berbagai peralatan lain.
Ada sebuah permintaan menarik dari salah satu kontraktor yang hadir.
"Apakah Roller Blinds tersebut dapat dihubungkan pada sistem alarm?"
"Untuk tujuan apa?", tanya saya karena heran.
"Supaya ketika alarm kebakaran berbunyi, seluruh Roller Blinds menggulung ke atas dan seluruh ruangan terlihat dari luar. Hal ini memudahkan pengawasan serta proses evakuasi seluruh siswa."
Ide yang brilian!
Tidak saja hal ini dapat diterapkan pada alarm kebakaran, tetapi juga untuk alarm lainnya. Biasanya tombol alarm ini disebut 'Panic Button'.
Bagi Anda yang gemar nonton, silakan menyimak film yang diperankan oleh Bruce Willis berjudul "Hostage" atau Jodie Foster dalam "Panic Room" ( btw, Panic Room sudah ada di beberapa rumah di Indonesia - AP).
Ketika satu tombol ditekan maka beberapa peralatan diaktifkan bersamaan, untuk tujuan tertentu.
Misalnya pada kebakaran, Panic Button dapat membuka Pintu Darurat secara otomatis dan menahannya tetap terbuka walaupun
ada orang yang mencoba menutup. Membuka semua jendela agar asap dapat keluar dari titik-titik tertentu. Menggulung semua Window Blinds dan Gorden agar pengawasan proses evakuasi lebih mudah.
Di beberapa proyek yang saya ikut di dalamnya, Panic Button biasanya dikonsentrasikan untuk 'security' agar pembobol (intruder) dapat ditangkap. Pada kasus ini, seluruh lampu dalam rumah dinyalakan dan semua jendela dalam posisi terbuka dan dapat dilihat dari luar, serta satpam atau polisi dapat langsung melihat kondisi di dalam rumah dari luar. Bisa juga sekaligus membunyikan sirene atau 'silent alarm' yang memanggil petugas keamanan.
Itu hanyalah sebagian contoh otomatisasi terpadu untuk 'safety dan 'security'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar